Langkahnya penuh gelisah
Kesana kemari mengais apa yang ia cari
Kedipannya, penuh dengan beban
Memikirkan bagaimana tentang masa depan
Teriknya sang mentari
Tiupan angin malam
Kadang bercampur rintik hujan
Sudah terbiasa ia kecap
Untuk sesuatu yang lebih
Sedikitpun, mungkin hanya angan
Tidak makan
Tidak asing dalam hari-harinya
Yang kaya, yang disana
Berpakaian dengan penuh kemewahan
Melihat dengan penuh kesinisan
Berjalan dengan sikap arogan
“Bukan aku kotor, bukan aku usang
Hanya saja , aku tak punya uang
Yang membuat ku tak bisa berdandan
Bersikap seperti kalian, meskipun aku enggan
Derajat sosial kita memang jauh berbeda
Dimata tuhan? Entahlah..
Aku hanya ingin dipandang
Atas kerja kerasku untukku, yang seharusnya
Ku duduk berseragam di sekolah
Bukan kesana kemari mencari sesuap nasi”
Tidak ada komentar:
Posting Komentar